Kalimat Mawar

Napasku berembus teratur setelah meminum dua tegukan air. Mimpi buruk kembali mengganggu malamku. Beberapa hari ini pikiranku tengah kacau. Ya, pastilah itu penyebabnya.

Aku baru saja diterima kerja setelah puluhan kali gagal dalam seleksi wawancara kerja, ditempatkan di bidang pekerjaan yang begitu diimpikan banyak orang, membuatku begitu bangga pada pencapaianku sendiri. "Kamu, hebat Claire!" gumamku pada pantulan diriku dicermin. 

Tapi, ada saja orang yang tidak berbahagia atas prestasiku itu, "halah, paling karena nyogok!" kalimat beberapa orang yang tidak tau betapa beratnya perjuanganku. 

Aku bangkit dari tempat tidur, dan mencoba keluar menuju halaman. Aku ingin menghirup udara malam yang tenang.

"Apakah sulit mendukung keputusan orang lain?"

"Apakah sulit menerima baik kebahagiaan orang lain?"

"Apakah sulit untuk tidak berkomentar yang tidak perlu terhadap orang lain?"
Gumamku sambil menghirup dalam-dalam udara yang terasa dingin ini.

"Bukankah, kita hidup diantara komentar-komentar orang lain? Ada yang dapat dijadikan pembelajaran, ada juga yang bisa kau buang sebagai sampah jalanan!"
Timpal mawar merah di beranda rumahku.

-Rahmayanti. 9/5/20-

Comments

Popular Posts